Pinggiran Kota | Apa Alasan Orang Memilih Tinggal Disana
1. Harga Properti yang Lebih Terjangkau
Salah satu alasan paling menonjol mengapa banyak orang cenderung memilih tinggal di pinggiran kota dibandingkan pusat kota adalah harga properti yang lebih terjangkau. Dalam konteks ini, perbandingan harga antara kedua lokasi menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan. Di pusat kota, harga rumah atau apartemen cenderung jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di kawasan pinggiran. Sebagai contoh, dalam sebuah survei yang dilakukan pada tahun 2022, harga rata-rata sebuah rumah di pusat kota Jakarta mencapai Rp 2 milyar, sementara di daerah pinggiran seperti Bekasi atau Depok, harga rata-rata properti serupa hanya sekitar Rp 800 juta hingga Rp 1,2 milyar.
Fakta bahwa dengan jumlah uang yang sama, seseorang bisa mendapatkan properti yang lebih luas dan lebih nyaman di pinggiran kota merupakan daya tarik tersendiri, terutama bagi keluarga muda atau mereka yang baru memulai karir profesional. Bagi mereka yang baru memasuki dunia kerja, menabung untuk membeli rumah di pusat kota dapat menjadi tantangan besar mengingat tingginya harga properti. Pinggiran kota menawarkan solusi yang lebih realistis dan ekonomis, memungkinkan pembeli untuk mendapatkan nilai yang lebih tinggi untuk uang mereka.
Selain itu, survei yang sama menunjukkan bahwa biaya hidup di pinggiran kota juga relatif lebih rendah dibandingkan dengan pusat kota. Dari segi utilitas, transportasi, hingga kebutuhan sehari-hari, hidup di pinggiran kota memberikan keunggulan finansial yang signifikan. Data ini semakin menekankan betapa kuatnya motivasi finansial dalam keputusan untuk tinggal di pinggiran kota.
Secara keseluruhan, perbedaan biaya properti antara pusat kota dan pinggiran kota menjadi faktor utama yang mempengaruhi keputusan banyak orang untuk menetap di kawasan pinggiran. Daya tarik ini tidak hanya memberikan peluang bagi individu dan keluarga untuk memiliki rumah yang lebih luas, tetapi juga menawarkan stabilitas finansial yang lebih baik dalam jangka panjang.
Lingkungan yang Lebih Tenang dan Aman
Pinggiran kota sering kali menjadi pilihan banyak orang karena menawarkan lingkungan yang lebih tenang dan aman dibandingkan dengan hiruk-pikuk pusat kota. Di kawasan ini, penduduk jarang mengalami polusi suara dan polusi udara yang mengganggu. Selain itu, tingkat kriminalitas yang lebih rendah menjadi salah satu pertimbangan utama yang mendorong banyak orang untuk memilih tinggal di pinggiran kota. Berbagai studi menunjukkan bahwa area pinggiran kota memiliki keamanan yang lebih baik dibandingkan dengan pusat kota yang padat dan sering kali lebih berisiko.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tingkat kriminalitas di pusat kota lebih tinggi dibandingkan dengan daerah pinggiran. Dalam sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2021, terjadi penurunan kasus tindak kriminal sebesar 25% di berbagai pinggiran kota besar di Indonesia dibandingkan dengan tingkat kriminalitas di pusat kota. Sebagai contoh, Jakarta Pusat mencatatkan sekitar 700 tindak kriminal per 100.000 penduduk, sedangkan wilayah pinggiran seperti Tangerang Selatan mencatatkan hanya sekitar 300 tindak kriminal per 100.000 penduduk.
Pengalaman pribadi penduduk juga mengukuhkan data tersebut. Misalnya, Tono, seorang penduduk yang baru saja pindah dari pusat Jakarta ke kawasan Cibubur, menyatakan bahwa lingkungan tempat tinggal barunya jauh lebih nyaman dan aman. “Setelah pindah ke sini, saya merasakan ketenangan yang belum pernah saya alami sebelumnya. Selain itu, anak-anak saya bisa bermain di luar tanpa khawatir terhadap tingkat kriminalitas yang tinggi,” katanya.
Lina, seorang ibu rumah tangga yang pindah dari Surabaya pusat ke Sidoarjo, juga merasakan hal yang sama. Ia menuturkan bahwa kebersihan udara di pinggiran kota lebih baik dan membuat kesehatan keluarganya meningkat. “Sekarang kami lebih jarang sakit-sakitan. Udara di sini lebih segar dan jauh dari polusi,” ujarnya. Pendapat-pendapat ini menunjukkan bahwa hidup di pinggiran kota memberikan rasa aman dan tenang yang lebih bagi banyak orang.
Ruang Terbuka dan Hijau yang Lebih Banyak
Salah satu daya tarik utama memilih tinggal di pinggiran kota adalah ketersediaan ruang terbuka dan hijau yang lebih luas. Ketika tinggal di pusat kota, akses ke taman atau ruang terbuka sering kali terbatas dan padat oleh pengunjung. Sebaliknya, pinggiran kota menawarkan lebih banyak kesempatan untuk menikmati alam dalam keseharian. Adanya taman-taman luas, hutan kota, serta kemungkinan memiliki halaman belakang sendiri memberikan beragam manfaat kesehatan dan kenyamanan bagi penghuninya.
Menghabiskan waktu di ruang hijau memiliki berbagai manfaat kesehatan yang signifikan. Berdasarkan sejumlah penelitian, tinggal dekat dengan alam dapat mengurangi stres, meningkatkan mood, dan memperbaiki kualitas tidur. Ruang hijau juga diketahui berperan penting dalam meningkatkan aktivitas fisik, baik itu melalui jogging, bersepeda, atau berjalan kaki santai di taman. Aktivitas fisik yang lebih tinggi tentu juga berkontribusi pada peningkatan kesehatan fisik dan mental secara keseluruhan.
Kehidupan di pinggiran kota dengan ruang hijau yang cukup juga dapat meningkatkan kualitas hidup sehari-hari. Lingkungan yang asri dan sejuk memberikan suasana yang lebih santai dan menyenangkan, jauh dari hiruk-pikuk pusat kota. Ini adalah salah satu alasan kuat mengapa banyak orang merasa lebih nyaman dan bahagia tinggal di pinggiran kota.
Banyak zona hijau populer yang dapat ditemukan di pinggiran kota. Contohnya adalah Taman Kota BSD di Tangerang yang sering menjadi destinasi favorit keluarga untuk piknik dan bermain. Kawasan Bogor pun dikenal dengan berbagai taman dan kebun yang menawarkan pemandangan pegunungan serta udara sejuk nan segar. Zona-zona hijau ini tidak hanya menawarkan keindahan alam tetapi juga kesempatan untuk bersosialisasi dan menikmati quality time bersama keluarga.
Komunitas yang Lebih Erat dan Bersahabat
Banyak orang yang tinggal di pinggiran kota merasa memiliki ikatan komunitas yang lebih erat dan bersahabat dibandingkan kehidupan di kota besar. Tidak jarang penduduk di pinggiran kota lebih mengenal tetangganya dan merasa bagian dari komunitas setempat. Aktivitas seperti pasar mingguan, acara komunitas, serta kelompok-kelompok sosial menciptakan atmosfer yang ramah dan mendukung interaksi antarwarga.
Salah satu cerita nyata datang dari Bapak Heru, seorang penduduk di pinggiran kota Jakarta. “Sejak saya pindah ke sini, saya merasakan adanya kebersamaan yang lebih intens. Kami memiliki acara mingguan di mana semua warga berkumpul untuk berdiskusi dan bertukar pikiran. Ini bukan hal yang bisa saya temui saat tinggal di pusat kota,” ujarnya. Cerita seperti ini memberikan gambaran nyata bahwa ikatan sosial sangat terasa di lingkungan pinggiran kota.
Penelitian juga mendukung persepsi ini, studi oleh Universitas Indonesia pada tahun 2020 menemukan bahwa 70% penduduk pinggiran kota merasa memiliki hubungan sosial yang lebih kuat dibandingkan dengan mereka yang tinggal di tengah kota. Data tersebut menunjukkan bahwa lingkungan yang lebih tenang dan kurang padat populasi memungkinkan orang untuk memiliki waktu lebih banyak untuk berinteraksi dan membangun hubungan yang berarti.
Selain itu, kegiatan komunitas seperti klub buku, tim olahraga lokal, dan kelompok relawan juga lebih mudah diakses dan berfungsi sebagai sarana utama untuk mempererat hubungan sosial. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya meningkatkan rasa kebersamaan tetapi juga memberikan berbagai manfaat bagi kesejahteraan mental dan emosional penduduk.
Mengenali nama tetangga, berbincang santai saat bertemu di jalan, atau bahkan mengadakan pertemuan tak terencana di taman lokal adalah pemandangan umum di pinggiran kota. Atmosfer seperti ini membantu menciptakan koneksi yang lebih dalam dan perasaan menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar. Oleh karena itu, banyak orang memilih tinggal di pinggiran kota untuk merasakan kehidupan komunitas yang lebih erat dan bersahabat.